Senin, 01 Januari 2001

Al-Utsaimin terjebak dengan pembagian bid'ah





Syaikh Muhammad bin Solih Al-Utsaimin terjebak dengan pembagian bid'ah.
---------------------------------------------------------------------------------------

Golongan yg anti dg bid'ah hasanah dasarnya adalah hadits yg berbunyi : "An Jabir ibni Abdillah qol, qola Rosulullah Saw: "inna khoirol haditsi kitabullahi wa khoirol huda huda muhammadin wa sarrul umuuri muhdasaatuha wa kullu bid'atin dholalatu" (Rowahu Muslim)

Artinya: Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Saw bersabda: sebaik-baik ucapan adalah Kitab Allah, sejelek-jelek perkara adalah perkara yang baru, dan setiap bid'ah adalah sesat.

Menurut mereka hadits di atas sangat tegas mengatakan bahwa smua bid'ah itu sesat, dlm hal ini saya akan mengutip qoul dari ulama' yg mereka anggap paling top yaitu Syaikh Muhammad bin Solih Al-Utsaimin dlm kitabnya yg mreka anggap pula sbgai kitab yg paling mu'tabar yaitu kitab "al-ibda' fi kamalis syar'i wa khotoril ibtida' halaman 13 " : "qouluhu (kullu bid'atin dholalatun) kulliyatun, aammatun, syaamilatun, musyawwarotun bi aqwaa adawaatis syumuuli wal umumi (kullu), afaba'da hadzihil kulliyati yasihhu an nuqossimal bid'ata ila aqsaami tsalasatin, aw ila aqsami khomsatin? ABADAN LA YASIHHU" (hal 13)
Artinya: "Hadits (smua bid'ah adalah sesat) bersifat general, umum, menyeluruh, di pagari dg kata yg menunjuk pada arti menyeluruh & umum yg paling kuat yaitu kata-kata "kullu (sluruh)", apakah stelah ktetapan menyeluruh ini kita di benarkan membagi bid'ah menjadi 3 bagian/menjadi 5 bagian? SELAMANYA TIDAK AKAN BENAR"

Pernyataan si koplax ini memberikan pengertian bahwa hadits "smua bid'ah adalah sesat" tanpa terkecuali, hingga gag ada 1 pun bid'ah hasanah apalagi bid'ah mandubah (yang mendatangkan pahala bgi pelakunya), alasan si koplax ini menolak pembagian bid'ah adalah kosakata "kullu", tapi anehnya si koplax ini berkomentar lagi yg berlawanan arah, dlm halaman lain yaitu halaman 18-19 dlm kitab yg sama : "wa minal qowa'idil muqorroroti annal wasa'ila laha ahkamul maqosidi fa wasaa'ilul masyru'i masyruu'atun wa wasaa'ilu ghoiril masyru'i ghoiru masyruu'atin bal wasaa'ilul muharromi haroomun, fal madarisu wa tasniful ilmi wa ta'liful kutubi wa in kaana bid'atan lam yuujad fii ahdin nabi saw, ala hadzal wajhi illa annahu laysa maqsodan bal huwa washilatun wal wasaa'ilu laha ahkamul maqoosid, wa lihadza lau banaa syakhsun madrosatan lita'limil ilmin muharromin kaana al binaa'u harooman wa lau banaa madrosatan lita'limi ilmi syar'iyyin kaana al binaa'u masyruu'an",

Dalam qoul di atas yg di halaman 18-19 telah membatalkan tesis qoul sebelumnya yg di halaman 13 bahwa semua bid'ah itu semua sesat tanpa terkecuali dan sesat tempatnya di neraka dan SELAMANYA TIDAK AKAN BENAR membagi bid'ah menjadi 3 apalgi menjadi 5, kini si koplax menyatakan bahwa membangun madrosah, menyusun ilmu dan mengarang kitab itu bid'ah yg blm pernah ada pada masa Rasulullah Saw, namun hal ini adalah bid'ah yg blm tentu sesat, belum tentu ke neraka, hehe bahkan si koplax ini dlm soal ini menjadi beberapa bagian sesuai dg hukum tujuannya. (aneh tapi nyata)

Ada lagi qoulnya si koplax yaitu dari kitab syarh aqidah al wasithiyyah hal 336 yg menyatakan kata "kullu" bermakna menyeluruh tanpa memiliki pengecualian dan pembatasan seperti ini: "anna mitsla hadza at ta'bir (kullu syai'in) aammun qod yuroodu bihil khossu, mitslu qoulihi ta'ala an malikati saba'in: (wa 'uutiyat min kulli syai'in), wa qod khoroja syai'un katsiirun lam yudkhol fii mulkiha minhu syai'un mitslu mulki sulaiman"
Artinya: contoh seperti redaksi "kullu syai'in (sgala sesuatu)" adalah kalimat umum yg terkadang di maksudkan pada makna yg terbatas, seperti firman Allah tentang Ratu Saba' : "ia di karuniai segala sesuatu" <surat an-naml ayat 23> padahal banyak skali sesuatu yg tidak masuk dalam kekuasaannya, sprti kerajaan Nabi Sulaiman As"

Dalam qoul yg di atas ternyata si koplax ini mengakui bahwa tdk semua kata "kullu" dlm teks Al-Qur'an/Hadits bermakna general (am) tetapi ada yg bermakna terbatas (khosh), rupanya si kpolax ini terjebak dlm pembagian bid'ah menjadi brp bagian, ada qoulnya lagi yg tak kalah nyeleneh : "al-aslu fii umuurid dunya al hillu fama ubtudi'a minha fahuwa halaalun, illa an yadullu ad daliilu ala tahriimihi, lakin umuurud diinil aslu fiihal hadzoru, fama ubtudi'a minha fahuwa haroomun bid'atun, illa bi daliilin minal kitabi was sunnati ala masyru' iyyatihi" (Al-Utsaimin, Syarh aqidah al-wasithiyyah sohifa- 639-640)

Artinya: "hukum asal perbuatan baru dlm urusan-urusan dunia adalah halal, jadi bid'ah dlm urusan-urusan dunia itu halal, kecuali ada dalil menunjukkan keharamannya, tetapi hukum asal perbuatan baru dalam urusan-urusan agama adalah di larang, jadi berbuat bid'ah dalam urusan-urusan agama adalah haram & bid'ah, kecuali ada dalil dari Kitab dan Sunnah yg menunjukkan keberlakuannya"

Jadi qoul si koplax di atas ini membatalkan tesis sebelumnya bahwa qoul yg pertama smua bid'ah scara keseluruhan adalah sesat dan sesat itu tempatnya di neraka, namun si koplax ini membatalkannya dg qoulnya yg menyatakan bahwa "bid'ah dalam urusan dunia halal semua kecuali ada dalil yg melarangnya, dan bid'ah dalam urusan agama haram & bid'ah semuanya kecuali ada dalil yg membenarkannya, dg klasifikasi bid'ah menjadi 2 (versi si koplax): bid'ah dlm hal dunia & bid'ah dlm hal agama dan memberi pengecualian dlm masing bagian, ini sebuah bukti bahwa si koplax ini tidak konsisten dg pernyataan awalnya (tidak ada pembagian dalam bid'ah)


Peparing E' Illahi/Moch. Atho' Illah.

1 komentar:

  • wajah baroe says:
    10 Oktober 2012 pukul 08.29

    qiqiqiqi...
    ternyata jenenge Moh. Atho'illah
    sing gawene ngaku dadi wahhabi...bingung
    hahahaha

Posting Komentar